19 Oktober 2009
Mata Duitan di Mata Saya
Terkenal sudah, Rini-Duitan.
Di keluarga, di temen-temen, di sebagian besar orang-orang yang berkecimpung dalam dunia saya. Heheheehe....Kayak ada yang bilang "aku alergi UDANG tapi gak alergi UANG", lalu saya menambahkan "aku alergi GAK PUNYA UANG".
Membicarakan uang adalah hal yang sensitif. Lebih sensitif dari sekedar pembicaraan cinta atau perasaan-perasaan kaula muda yang sedang patah hati. Ini tentang uang. Yang memang bukan segala-galanya di dunia ini, tapi segala-galanya membutuhkan uang. Yah...akhirnya mengangkat tema : Mata Duitan di Mata Saya. Sebagai usaha meluruskan salah kaprah masyarakat (ciiieh) tentang uang.
"Zuhud itu lebih baik."
Memang. Zuhud itu utama. Sederhana. Melepaskan dunia ketika kita sudah mendapatkannya, kita mampu mendapatkannya. Tapi, apakah zuhud berarti harus miskin? Bukan begitu. Cari saja diliteratur manapun, tidak ada garis lurus antara menjadi zuhud dengan menjadi miskin.
Saya terobsesi menjadi orang kaya memang. Harus kaya, bukan sekedar ingin kaya. Karena yang kaya lebih punya kekuatan untuk mengajak. Yang kaya lebih punya kekuatan untuk mengubah. Yang kaya lebih punya kekuatan untuk membagi. Yang kaya lebih punya kekuatan untuk menyejahterakan umat.
Karena itulah duit penting buat saya. Bukan. Bukan. Bukan berarti saya matre....
Sekali lagi, mari ubah pola pikir kita. Jadilah mata duitan! Bukan mata duitan yang senang mendengar kata UANG untuk kemudian dihamburkan, bukan begitu. Tapi mata duitan yang begitu mendengar kata UANG langsung terbersit "aku harus mendapatkannya untuk keperluan yang lebih besar, untuk ibadah yang lebih besar!"
Mencari uang sama dengan bekerja untuk dunia....dan kejarlah dunia itu seakan kau akan hidup selamanya. Bagi saya, begitulah mata duitan. Bukan anak-anak matre yang senang menghamburkan uang orang tuanya, bukan wanita-wanita matre yang senang belanja ke mall dengan uang suaminya. Bukan pejabat-pejabat matre yang senang dengan uang banyak tanpa peduli dari mana jalannya.
Harta itu menjadi makanan, menjadi darah, menjadi daging, maka janganlah susun ia dari sesuatu yang haram. Kalau tubuh ini penuh dengan barang haram, apa lagi yang bisa kita andalkan untuk berdoa?
Dimana ada bisnis, di situ ada saya. Itulah image yang ingin saya bangun selama ini :)
Membangun image itu perlu (pelajaran dari seorang pengamat finansial), agar saya melekat di hati orang-orang, hehehe.
Di hati keluarga sudah cukup melekat image "Rini-Duitan, gak mau ngeluarin duit banyak-banyak!"
Di hati teman "Rini-Duitan, sedikit-sedikit bisnis."
Bagaimana di hati anda?? ^^
Categories
Coretan Ringan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
ya benar kata kamu..
~ salam dari Malaysia :)
Posting Komentar