Pemikir. Mungkin itu pendapat orang ketika pertama kali melihat wajahku, dalam artian: selalu serius. Bukan istilah yang jelek memang. Dan aku juga tau diri ketika orang-orang berpendapat sejenis: terlihat jutek. Hehehe..yang ini juga tak kupungkiri. Tapi, itu kan hanya "terlihat" belum tau aslinya...lebih jutek lagi. Hahahahah! Gak lah...segala sesuatu harus pada tempatnya, itu prinsipku.
Bukan tanpa alasan terkadang aku berwajah kusut seperti itu, karena memang banyak yang dipikirkan. Selain karena faktor struktur wajah yang sudah begini (ahha!), aku juga sudah terbiasa untuk serius, ehehehe... (sok serius).
Well, kembali ke ke-kusut-an. Beberapa hari yang lalu aku dongkol dengan suksesnya! Yup! Karena permasalahan "beda karakter". Menurutku, perbedaan karakter ini membawa pengaruh sangat besar dalam kehidupan sehari-hari, di mana pun itu. Yang jadi point utama adalah: proses pencocokan karakter tersebut. Tapi memang ada karakter-karakter yang aku jelas tidak akan bisa cocok dengan itu. Salah satunya: manja.
Noooo!!! Restrain from me if u have this character....
Fiiiuuuh...aku paling tidak suka orang manja. Siapa saja. Entah anak-anak, teman sebaya, orang dewasa...aku tidak terbiasa. Aku tidak suka orang yang tidak bisa melakukan apa-apa sendiri dan dia bergantung penuh pada orang lain. Mandirilah! Bersikap tegas, dan lakukan!
Sebenarnya tidak ada yang salah dari sikap manja ini, terutama wanita. Tapi tidak bagiku jika itu tidak pada tempatnya. Mengertilah situasi. Bacalah kondisi. Kapan aku harus begini atau begitu. Bolehkah aku begini atau begitu. Bagaimana jika aku begini atau begitu.
Hmmm...aku terkadang heran dengan orang-orang semacam ini yang tidak peka akan situasi. How can they...??? Dan, pengalaman kemarin menambah daftar panjangku bahwa: usia tidak jaminan atas kedewasaan anda!
Ya, aku tau..mungkin aku jutek dalam hal ini. Bahkan wajahku tidak bisa bohong bahwa aku tidak nyaman dengan keadaan itu. Pikiranku kusut dengan karakter-karakter yang dipaksakan untuk cocok denganku. Ditambah lagi...tetap bersikap manja ketika aku sedang kusut, maka langsung saja keluar: "mengapa hal-hal seperti ini tidak bisa diperhitungkan sebelumnya??!!!" Lebih kepada omelan daripada pertanyaan. Agar ia sadar, bahwa segala sesuatu itu harus direncanakan dengan baik. Jangan bebani (entah perasaan maupun keadaan)orang lain atas kesalahan yang anda buat hanya karena anda gagal merencanakannya.
Fiiiuh...ini bukan tentang usia dan pengertian. Karena aku lebih tua lalu aku harus selalu mengerti? Tidak bisa begitu. Karena aku lebih muda maka aku harus bisa menghargai? Sepertinya bukan alasan yang tepat. Karena kita sebaya lalu aku harus bisa menerima semuanya? Maaf, aku tidak bisa. Walaupun terkesan egois, bahkan sangat, tapi pahamilah jika seandainya kita bertukar posisi. Masih bisakah anda berpikir ini prinsip yang egois?
Bukan apa-apa, hanya bahan pembelajaran untuk kita bahwa: belajarlah untuk dewasa. Tidak semua orang bisa menerima kemanjaan kita. Ketidakpekaan kita. Ketidakmampuan kita membaca situasi. Jika anda balik penyataan itu menjadi "saya tetap bisa menerima orang seperti itu kok", sadarlah...tidak semua orang berpikiran sama seperti anda.
Well, selamat berpikir dan merasa, agar hidup lebih istimewa! ^^
03 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar