10 Februari 2009

Sejarah Mutiara

Diposting oleh Rini Andarstuti di 12:10:00 PM
Berdasarkan sejarah, mutiara dulunya hanya digunakan oleh kaum bangsawan sebagai simbol kekuasaan, kekayaan dan keanggunan. Hingga sekarang, perhiasan anggota kerajaan Inggris pada acara resmi adalah mutiara.

Kini mutiara masih digunakan sebagai simbol keanggunan dan kekayaan, pemakainya tidak terbatas hanya di kalangan kaum bangsawan tetapi sudah merambah sampai ke masyarakat umum.

Umumnya mutiara terbagi dalam 2 (dua) jenis yaitu mutiara alami dan hasil budidaya. Dalam proses pembentukan mutiara diperlukan zat pengganggu seperti misalnya suatu potongan jaringan/tisu yang dimasukkan ke dalam kerang-kerangan seperti oyster/mollusk. Sebagai upaya perlindungan, secara otomatis kerang-kerangan tersebut akan melapisi zat pengganggu yang masuk tersebut dengan lapisan nacre yang pada akhirnya akan menghasilkan mutiara. Untuk menghasilkan mutiara budidaya, zat pengganggu yang dimaksud secara sengaja dimasukkan ke dalam kerang-kerangan melalui proses pembedahan.

Mutiara alami saat ini sudah mulai jarang ditemukan sehingga harganya sangat mahal. Jenis yang sering diperdagangkan adalah mutiara hasil budidaya seperti mutiara Akoya, mutiara Tahiti, South Sea Pearl dan mutiara air tawar yang banyak terdapat di Jepang dan Cina.

Selain mutiara hasil budidaya, saat ini banyak dijumpai mutiara imitasi yang benar-benar merupakan hasil buatan tangan manusia yang dibuat dari keramik, kulit/kerang, gelas/kaca atau bahkan plastik. Mutiara imitasi bukan termasuk jenis mutiara, tetapi karena teknik pembuatan pabrikasi saat ini sudah begitu maju, sehingga kadang terlihat sempurna seperti mutiara asli. Salah satu cara termudah untuk membedakan mutiara imitasi dengan mutiara asli adalah dengan menggesekkan mutiara tersebut ke ujung gigi. Apabila terasa lembut, maka dipastikan itu adalah mutiara imitasi. Sementara apabila ketika digesekkan terasa berpasir, bahkan kadang terasa ngilu, maka itulah mutiara asli karena berkaitan dengan keberadaan lapisan nacre.

Saat ini, Indonesia terutama menghasilkan South Sea Pearl dari kerang Pinctada maxima baik dari hasil alam maupun budidaya. Sentra pengembangan budidaya Pinctada maxima tersebar di beberapa daerah seperti : Lampung, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara dan Papua.

South Sea Pearl Indonesia sangat digemari di pasar dunia, dan biasanya dijual dalam bentuk loose dan jewelry (perhiasan). Pemasaran untuk mutiara loose biasanya dilakukan melalui lelang (auction) baik di dalam maupun di luar negeri.

diambil dari : http://blog.lautku.com

0 komentar:

 

::Hanya usaha untuk membuat kenangan... Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez