21 November 2011

My Dear Fad: Singkat-Padat-Jelas

Diposting oleh Rini Andarstuti di 10:45:00 AM
Bismillahirrahmanirrahim..

Ini tulisan pertama sejak saya menikah tanggal 22 September 2011 lalu. Tidak ada yang luar biasa dalam pernikahan itu, selain kenyataan bahwa saya menikah dengan lelaki yang sangat baik yang tidak pernah saya sangka bahwa cintanya begitu besar kepada saya setelah pernikahan kami.

Tidak banyak cerita sebelum ini yang mendeskripsikan tentangnya, maka kali ini saya ingin membuat kenangan atas perjalanan saya yang singkat-padat-jelas untuk bertemu dengannya, suami saya.
Kami bertemu untuk pertama kalinya pada bulan April 2011, saya ingat...kala itu Kamis sore yang berhujan. Bukan momen yang cukup romantis, terlebih ada banyak orang di sana dan saya turun sepeda motor dengan jas hujan pink ngejreng, anyway...his smile meaning a lot... :)

Entah bagaimana hingga akhirnya kami dekat, namun tetap saja jarang bertemu...berhubung kota kami berjarak sekitar 60km. Komunikasi seperlunya via sms itu cukup membuat kesepakatan bahwa saya harus bertemu keluarganya.Maka akhir Juni 2011 dia mengajak saya menemui keluarganya yang notabene berjumlah belasan orang...saya kaget...karena saya sendiri hanya terdiri dari 5 orang personil di rumah, sedangkan saat ini saya seorang diri harus bertemu dengan belasan ibu-ibu (mbak-mbak maksudnya) dan bapak-bapak yang belum pernah saya kenal sama sekali, bagaimana mau kenal...bertemu dengan sodara mereka saja (suami saya) jarang sekali.

Lalu awal Juli giliran dia yang saya ajak menemui orangtua saya. Dan pada akhir Juli keluarganya datang ke rumah melamar saya untuk pertama proses. Singkat sekali perputaran waktu ini. Jika dikilas balik, saya hampir tidak percaya bahwa saya sudah menikah. Pertama kali lamaran ke rumah, yang datang sekitar 6 orang, namun calon suami saya tidak ikut...hanya keluarganya saja.

Awal September datang utusan untuk proses lamaran (hantar seserahan) kedua kalinya, kali ini tidak tanggung-tanggung...saya keringat dingin melihat jumlah yang hadir...sekitar 40 orang keluarganya di datangkan ke rumah saya.
Jadi waktu itu di rumah sangat ramai....serasa akad nikah betulan, keluarganya 40-an orang, keluarga saya 20-an, tetangga sekitar 10 orang....
Bedanya dengan akad nikah adalah: calon suami saya lagi-lagi tidak ikut hadir.. :)


Pembicaraan ttg tanggal, waktu, dan lokasi akad pun dibicarakan...ditetapkan akan dilangsungkan di masjid di Sekarbela, tanggal 22 September 2011 pukul 07.00 malam.
Itu tinggal sebentar lagi. Dan saya sangat bingung bagaimana mengkoordinasikan segala kegiatan dalam keadaan saya dan calon suami hampir tidak pernah bertemu. Kami sudah 2 minggu tidak saling tahu kondisi masing-masing secara nyata. Tapi, bismillah saja...niat baik pasti dimudahkan Allah.

Tiba-tiba semua menjadi merah jambu ketika pagi itu saya bangun sejak menginap di rumah keluarga di Kekalik dan menyadari bahwa hari ini adalah tanggal 22 September: "i will marry this night..."
Namun seperti saya biasanya, tidak ada persiapan yang terlalu spesial...saya tidak ke salon berminggu-minggu sebelumnya untuk perawatan pra-nikah, saya tidak mengoleksi kosmetik-kosmetik komplit untuk berhias setiap hari, saya tidak melakukan diet atau olahraga apapun...semua biasa saja. Hanya mempersiapkan mental dan komitmen bahwa saya akan segera menjadi istri. Hari pernikahan itu memang penting, namun seperti kata sahabat saya...hari-hari sesudah itu lah yang jauh lebih penting.

Karena ajakan saudara, saya akhirnya berangkat ke salon pagi itu untuk sedikit luluran, yaah...saya pikir tidak ada salahnya sesekali memanjakan diri untuk menyambut suami nanti. Kami di salon sejak pukul 09.00 sampai pukul 13.00 hanya untuk sekali luluran, wow...sama sekali bukan hobi saya... :)

Siang menjadi sore. Bagian tata rias salon pesanan calon suami saya datang ke rumah saudara tempat saya menginap tersebut. Dandan-mendandan pun dimulai. Tik.tok.tik.tok waktu berputar hingga magrib. Selesai.
Berulang kali calon suami saya menelepon menanyakan kesiapan keluarga saya untuk dijemput ke lokasi acara. Wah...sebentar lagi pukul 07.00, saya mulai gelisah. Calon suami bilang: sebentar lagi iring-iringan keluarga saya dari sini akan datang ke sana menjemput Rini dan keluarga. Saya bertanya: berapa orang yang akan kemari? Katanya: kurang tau, sepertinya puluhan mobil.

Tidak lama suasana di jalan menjadi ramai, sangaaat ramai. Ini pertama kalinya saya melihat langsung penjemputan pengantin sebanyak ini, ada seratus orang di halaman, bahkan lebih. Saya tidak bisa menghitungnya. Kata mereka: ini kepala iringannya baru sampai rumah Rini, ekornya masih di sana belum berangkat. Entahlah...sepertinya seluruh masyarakat Sekarbela dikeluarkan untuk acara ini. Dan saya sangat menghargai itu.

Sesampai di sana saya lagi-lagi belum bertemu calon suami saya, ini sudah hari ke sekian belas saya tidak bertemu dengannya, tidak tau seperti apa wajahnya sekarang, tidak tau apakah dia pucat atu tidak. Saya hanya duduk di rumahnya menanti kedatangan mereka dari masjid lokasi akad nikah. Saya dan seluruh keluarga yang perempuan duduk sambil berbincang sedikit. Sedangkan yang laki-laki ke masjid semua. Tidak lama...sekitar 20 menit menunggu di rumah....calon suami saya datang dan kami bertemu untuk pertama kalinya lagi sambil berkata: "sudah sah...sekarang boleh salaman".

It's like a miracle.

Semua berlangsung begitu cepat, secepat yang Allah mau. Dan saya sampai saat ini sangat bersyukur bahwa Allah menjodohkan saya dengannya: my dear Fadlulloh.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

“Baarakallaahu laka, wa baarakallahu ‘alaika, wa jama’a bainakuma fii khaiir.

selamat ya..semoga bahagia dunia akhirat amin..

ceritanya bagus..

Rini Andarstuti on 06 Desember, 2011 09:15 mengatakan...

Allahumma amiiin...

 

::Hanya usaha untuk membuat kenangan... Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez